Melepasmu..

Baru saja kemarin aku merakan damai, lega karena mendengar bahwa dirinya sudah ada memiliki. Saat itu, lebih dari separuh kegelisahan yang kurasakan seketika jatuh berderai. Meski tak ku dustai emosiku semakin meronta-ronta. Seakan ingin kumaki- maki di depan mukanya. Seakan ingin kusesalkan semua yang dia lakukan padaku selama ini.

Teganya dia mempermainkanku . Semudah itu dia mengucap kata manis dan memberiku secuil harapan. Aku tau, aku juga salah. Karena aku tak pernah mau mengakui bahwa aku menyimpan rasa padanya. Lama. Cukup lama. Bertahun bahkan hatiku masih saja terpatri hanya padanya seorang.

Meski berkali dia datang dan pergi begitu saja. Namun tetap hatiku tak bisa berpaling darinya. Aku berdoa. Aku berharap. Aku berpasrah dengan segala perasaann yang menguasai hatiku kepada Tuhanku.

Aku tidak meminta dia harus menjadi jodohku. Yang kupinta adalah jika memang dia jodohku , ku mohon agar Tuhan mendekatkan kami dan menyatukan kami karena cintaNya. Dan jika dia bukan jodohku, aku memohon agar segala persaan yang tersisa dan tersimpan dalam hatiku untuknya dihilangkan.

Aku hanya ingin mencintai seseorang yang telah Tuhan pilihkan untukku, yang namanya sudah tertulis di Lauful Mahfudz. Seseorang yang dengannya akan bertambah pula cinta kami kepada Tuhanku.

Perlahan, hatiku luluh. Segala dendam dan amarah yang mengisi ruang hatiku melebur dengan usahaku untuk memaafkan. Tanpa dendam. Tanpa ingin melihatnya merasakan hal yang sama sepertiku.

Aku mencoba membuka pintu hatiku untuk orang baru yang datang. Aku mengizinkan orang lain untuk masuk dan mengenalku. Ya. Usahaku berhasil. Ada beberapa bahkan yang datang padaku.

Meski cara mereka datang hanya melalui perantara media sosial, aku tetap berusaha untuk perlahan menerimanya. Tapi ternyata, aku masih belum siap. Pikiran-pikiran itu muncul lagi dalam kepalaku. Ketakukan dan keraguan itu hadir lagi dalam hatiku.

Meski saat itu aku sudah merasa bahwa aku sudah benar-benar ikhlas melepasnya. Karena aku tengah mencoba membuka hati yang baru. Nyatanya aku belum bisa menerima orang lain. Aku tak bisa mempermainkan mereka.

Aku tidak ingin menyakiti siapapun. Aku tidak mau memberi mereka harapan palsu. Mereka punya niat baik dan serius. Tak mungkin kugunakan itu untuk sebuah percobaan atas hatiku ini.

Sedari awal, aku sudah buat banyak alasan untuk tidak meneruskan hubungan itu. Meski hanya berteman. Bukan maksudku sombong. Aku hanya tidak tau bagaimana cara berteman yang baik. Aku merasa bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan selalu mempunyai resiko.

Salah satu diantara mereka bisa jadi menyimpan rasa. Sedang yang lainnya hanya menganggapnya teman biasa. Sungguh aku tak mau menyakiti siapapun. Aku pun tak ingin memberikan harapan yang aku sendiri tak bisa menjanjikannya.

Dan setelah itu, entah bagaimana hatiku kembali merindu. Merindu dia yang berkali menyakiti. Merindu dia yang berkali mempermainkanku. Mungkin selama ini , dia hanya jadikanku pelampiasan saat sedang ada masalah dengan kekasihnya. Mungkin selama ini , aku hanya dijadikan hiburan di waktu luangnya.

Dan berbagai kemungkinan lain yang bisa ku duga. Tapi bodohnya aku masih saja menutup mataku dari semua dugaan itu. Aku masih saja, menutup telinga dan hatiku hingga aku merasa semua itu hanya ujian.

Ujian cinta. Yang sebenarnya semua belum pasti. Ya Allah, Ya Tuhanku. Tolong hamba lemah ini untuk melepasnya. Mengikhlaskannya dengan yang lain jika memang dia bukanlah jodohku. Karena aku percaya bahwa Engkau lebih tau dan sudah siapkan jodoh terbaikku. Meski saat ini aku belum bertemu dengannya.

Tepislah rindu yang masih bersarang di hatiku ini. Keinginanku untuk bertemu dengannya. Dan harapanku agar dia kembali menghubungiku. Datang kembali kepadaku.

Aku tidak tau bagaimana caranya membuang pikiran dan perasaan ini untuknya. Berkali kucoba, berulang kuberusaha. Masih saja aku menahannya. Aku yang menahannya. Ya Allah , tolong hambaMu ini. Wahai dzat yang membolak balikkan hati manusia.

Aku tidak ingin menyimpan duri dalam hatiku. Berilusi dan terus menerus menaruh harap padanya. Karena tak seharusnya kulakukan ini. Tak seharusnya aku mengharapkan dia datang dan memberi kepastian.

Aku harus melepasnya dengan ikhlas. Karena Allah , Tuhanku.

Astaghfirulloh..

Maafkan hambaMu yang lemah ini ya Allah. Tolong tunjukkan jalan kebaikan untukku. Ikhlaskanlah hati ini untuk benar-benar melepasnya.

Pupuskanlah angan dan imajinasiku tentangnya. Hapuskanlah segala perasaan yang tersisa dalam hatiku. Hancurkan segala keraguan dan kegelisahan yang menyelimuti hati. Agar hatiku tenang. Agar hatiku senantiasa dipenuhi dengan kecintaan kepadaMu.

Aku ingin belajar karenaMu. Bukan karena apapun. Aku ingin memperbaiki diri karena Allah. Dan doaku masih tetap sama. KarenaNya. Ya Allah.. Jagakan hati ini untuk selalu mencintaMu.

Dan yang pasti melepasnya dengan ikhlas. Legowo. Bismillah..

Tinggalkan Komentar